Selasa, 05 Januari 2016

Prasangka, Diskriminasi dan Integrasi Masyarakat

Prasangka, Diskriminasi dan Integrasi Masyarakat



Ø Prasangka 

Prasangka atau prejudice berasal dari kata latin prejudicium,yang pengertiannya sekarang mengalami perkembangan sebagai berikut:  Semula diartikan sebagai suatu preseden, artinya keputusan diambil atas dasar pengalaman yang lalu. Dalam bahasa inggris mengandung arti pengambilan keputusan tanpa penelitian dan pertimbangan yang cermat, tergesa-gesa atau tidak matang.  Untuk mengatakan prasangka dipersyaratkan pelibatan unsur emosional(suka-tidak suka)dalam keputusan yang telah diambil tersebut. 

Ø  Diskriminasi 

Diskriminasi dapat diartikan sebagai sebuah perlakuan terhadap individu secara berbeda dengan berdasarkan pada gender, ras, agama, umur, atau karakteristik yang lain. Diskriminasi merupakan perilaku prejudice yang dilakukan secara nyata. 

Ø  Integrasi Masyarakat 

Integrasi masyarakat dapat diartikan adanya kerjasama dari seluruh anggota masyarakat, mulai dari individu, keluarga, lembaga, dan masyarakat secara keseluruhan sehingga menghasilkan persenyawaan-persenyawaan berupa adanya konsensus nilai-nilai yang sama-sama dijunjung tinggi. Dalam hal ini terjadi akomodasi, asimilasi dan berkurangnya prasangka-prasangka diantara anggota masyarakat secara keseluruhan.

Prasangka dan Diskriminasi 

Seseorang yang mempunyai prasangka rasial biasanya bertindak diskriminatif terhadap ras yang diprasangkanya. Tetapi dapat pula orang bertindak diskriminatif tanpa didasari prasangka,dan sebaliknya. Prasangka menunjukkan pada sikap sedangkan diskriminatif pada tindakan.             Dalam konteks rasial,prasangka diartikan “suatu sikap terhadap anggota kelompok etnis atau ras tertentu yang terbentuk terlalu cepat tanpa suatu induksi”. Dalam hal ini terkandung ketidakadilan dalam arti sikap yang diambilnya dari beberapa pengalaman. Dalam menghadapi objek prasangka akan bersikap tidak toleran,menyorotnya tidak dari keunikan objek prasangka, tetapi dari kelompok etnis mana individu tergolong.

Prasangka dan Integrasi Masyarakat 

Integrasi masyrakat akan terwujud apabila mampu mengendalikan prasangka yang ada di masyarakat sehingga tidak terjadi konflik, dominasi dan tumbuh integrasi tanpa paksaan. Oleh karena itu, untuk mewujudkan integrasi pada masyarakat majemuk dilakukan dengan mengatasi atau mengurangi prasangka. Dalam memahami integrasi masyarakat juga ada integrasi nasional yang sama- sama menyangkut masalah struktur. Menurut Ernest Renan, untuk terciptanya integrasi nasional perlu adanya satu jiwa, satu azas spiritual, suatu solidaritas yang besar yang terbentuk dari perasaan yang timbul sebagai akibat pengorbanan yang telah dibuat masa depan. Berikut merupakan 4 sistem yang dapat mengurangi konflik akibat prasangka, yaitu: 

1.  System budaya seperti nilai- nilai Pancasila dan UUD 1945 
2.  Sistem sosial seperti kolektif- kolektif sosial dalam segala bidang 
3.  System kepribadian yang terwujud sebagai pola-pola penglihatan( persepsi ), perasaan, pola- pola      penilaian yang dianggap pola-pola keIndonesiaan. 
4.  System organic jasmaniah dimana nasional tidak berdasarkan atas persamaan ras.

Sebab-sebab Terjadinya Prasangka 

        Menurut Gordon Allport(1958) ada lima pendekatan dalam menentukan sebab terjadinya prasangka: 
a.   Pendekatan Historis Pendekatan ini didasarkan atas teori pertentangan kelas yaitu menyalahkan kelas rendah.Sementara mereka yang tergolong dalam kelas atas mempunyai alasan untuk berprasangka terhadap kelas rendah. 
b.   Pendekatan Sosiokultural dan Situasional Pendekatan ini ditekankan pada kondisi saat ini sebagai penyebab timbulnya prasangka,yang dapat di bagi menjadi: 
  1. Mobilitas sosial 
  2. Konflik antar kelompok 
  3. Stigma perkantoran 
  4. Sosialisasi 
c. Pendekatan kepribadian Teori ini menekankan pada faktor kepribadian sebagai penyebab prasangka,disebut dengan teori”frustasi agresi”( J. Dollard dan N. Miller). Menurut teori ini kadaan frustasi merupakan kondisi yang cukup untuk timbulnya tingkah laku agresif,dimana frustasi muncul dalam kehidupan sehari-hari yang disebabkan oleh atasan(status yang lebih tinggi).
d.  Pendekatan Fenomenologis Pendekatan ini ditekankan pada bagaimana individu memandang atau mempersepsikan lingkungannya sehingga persepsilah yang menyebabkan prasangka. e.       Pendekatan Naive Pendekatan ini menyatakan bahwa  prasangka lebih menyoroti obyek prasangka, dan tidak menyoroti individu yang berprasangka.

Mengatasi atau Mengurangi Prasangka
 
Untuk  mengurangi atau mengatasi prasangka dilakukan dengan perbaikan kondisi sosial ekonomi, melalui pendidikan anak, melakukan interaksi yang lebih intensif antara masing-masing kelompok dan harus memenuhi setidaknya empat syarat berikut: 
  1. Adanya dukungan sosial dan institusional Dukungan diberikan oleh pihak otoritas yang berwenang ,dalam hal ini bisa pemerintah ,sekolah,orang tua,dan lain-lain.Otoritas biasanya berada dalam posisibisa memberi sanksi. 
  2. Ada potensi saling mengenal Hubungan antar etnik yang memungkinkan saling mengenal secara pribadi antar anggota kelompok yang berlainan bisa mengurangi prasangka .Hubungan itu mesti dalam wktu yang cukup dengan frekuensi yang tinggidan adanya kedekatan yang memungkinkan peluang membangun hubungan erat dan bermakna antar anggota kelompok yang berkaitan. 
  3. Adanya status yang setara antara pihak-pihak yang berinterksi Jika satu kelompok lebih dominandibanding kelompok lain,maka interaksi antar kelompokbelum tentu dapat mengurangi prasangka. 
  4. Adanya kerjasama





sumber: http://ambriomimpiku.blogspot.co.id/2011/12/prasangka-diskriminasi-dan-integrasi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar